STRATEGI
PENYEHATAN BISNIS

Oleh
:
Drs.
EDI RISMIANTO, M.M.
DISUSUN
UNTUK PENYULUHAN BISNIS
PENGABDIAN PADA MASARAKAT
TEGAL WERU MARGODADI SLEMAN
JUNI
2012
STRATEGI PENYEHATAN BISNIS
STRATEGI PENYEHATAN BISNIS
A.
PENDAHULUAN
Pemilik maupun para manajer selalu berusaha
mengembangkan bisnis dari waktu kewaktu namun mereka menyadari bahwa usaha
mengembangkan bisnisnya tidaklah selalu mudah, tergantung pada peluang yang
ada,ancaman yang mungkin timbul, keunggulan dan kelemahan bisnis itu sendiri,
banyaknya peluang dan keunggulan yang dimiliki memberikan peluang besar bagi
bisnis untuk tumbuh. Sebaliknya, banyaknya ancaman dan hambatan dapat
menyebabkan usah atau bisnis menjadi tidak sehat. Ancaman dan peluang muncul
karena sebab-sebab yang berasal dari luar perusahaan yang memanajemen tidak
bisa mengendalikannya. Keunggulan atau kelemahan berasal dari perusahaan
sehingga memungkinkan untuk dapat dikendalikan atau dikelola oleh manajemen
dengan strategi-strategi tertentu.
Selanjutnya, akan dibahas mengenai
lingkungan bisnis yang dapat mendatangkan ancaman maupun peluang untuk
berkembangnya perusahaan dan akan dibahas pada hal hal yang dapat mendatangkan
kekuatan atau kelemahan bagi perkembangan perusahaan atau sebaliknya menjadi faktor penyebab perusahaan menjadi
sakit atau tidak sehat, setelah tanda-tanda perusahaan mengalami sakit nampak,
maka diperlukan strategi yang dapat menyehatkannya agar perusahaannya dapat
memasuki strategi pertumbuhan lagi.
B.
PEMBAHASAN
B. 1. Lingkungan
perusahaan.
Lingkungan perusahaan merupakan faktor
eksternal yang mempengaruhi atau menuntun kearah peluang atau ancaman pada
perkembangan bisnis yang secara relevan mempengaruhi operasi keputusan
strategi. Adapun yang dimaksud dengan faktor–faktor lingkungan menurut WF
Glueck meliputi faktor ekonomi , pemerintah atau hukum/politik, persaingan,
teknologi, pemasok, geografi maupun faktor nasional. Lingkungan perusahaan yang
sesuai merupakan peluang bagi pertumbuhan bisnis dan sebaliknya yang tidak
sesuai akan menjadikan ancaman atau hambatan bagi operasional perusahaan,
sehingga perusahaan mengalami sakit atau tidak sehat. Untuk itulah pihak
manajemen perlu melakukan analisis dan diagnosis lingkungan secara simultan,
apalagi bagi perusahaan yang beroperasi dilingkungan yang cepat berubah dan
dinamis ditengah-tengah derasnya arus globalisasi dunia. Selanjutnya untuk
menilai profil lingkungan perusahaan dapat digunakan.
B. 2. Keuntungan
Strategi Perusahaan
Dari
analisis dan diagnosis lingkungan dapat ditentukan peluang atau kesempatan dan
ancaman atau hambatan penting dari lingkungan yang akan dihadapi perusahaan di
masa depan. Selanjutnya dari analisis dan diagnosis keuntungan strategi dapat
ditentukan kekuatan atau keunggulan maupun kelemahan yang ada pada perusahaan.
Melalui keuntungan strategi perusahaan maka manajemen dapat memanfaatkan secara
efektif peluang lingkungan dan meminimalisis ancaman lingkungan. Adapun faktor-faktor
keuntungan strategi menurut W.F. Glueck meliputi faktor financial dan
akuntansi, faktor produksi dan operasi, faktor personel dan hubungan perburuan
serta faktor sumber-sumber corporate
lainnya. Apabila semua faktor di atas di atas dapat menjadi keunggulan
perusahaan maka perusahaan akan berpeluang besar dapat memanfaatkan kesempatan
lingkungan dan mengatasi ancaman lingkungan, sehingga perusahaan akan berhasil
melalui penerapan strategi pertumbuhan. Adapun strategi pertumbuhan yang dapat
diterapkan antara lain berupa Strategi
pertumbuhan internal, eksternal maupun patungan. Sebaliknya, apabila
faktor–faktor keuntungan strategi sebagian besar menunjukkan kelemahan maka
perusahaan akan sulit memanfaatkan kesempatan lingkungan apalagi untuk
mengatasi ancaman lingkungan, yang apabila kondisi ini berjalan terus maka akan
berakhir pada sakitnya perusahaan. Kondisi demikian (sakit) member isarat atau
tanda bagi manajemen untuk melakukan strategi penyehatan agar perusahaan dapat
sehat kembali.
Keuntungan
strategi perusahaan dapat diketahui dengan menggunakan penilaian terhadap
profil keuntungan strategi (Strategic
Advantage Profile) seperti terlihat pada tabel dibawah ini .
TABEL 2
STRATEGIC ADVANTAGE PROFILE
Faktor Keuntungan
|
Bobot Faktor
(-5 s/d +5)
|
Pengaruh Faktor
(-50 s/d +50)
|
|
Finansial dan Akuntasi
|
…..
|
…..
|
|
Pemasaran dan
Distribusi
|
…..
|
…..
|
|
Manajemen Produksi dan
Operasi
|
…..
|
…..
|
|
Hubungan Personel dan
Tenaga Kerja
|
…..
|
…..
|
|
Sumber Corporate
|
…..
|
…..
|
Sumber : R.A. Supriyono, Manajemen
Strategi dan Kebijakan Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 2000, hal 148.
Keterangan
:
Bobot
Faktor : +5 Berarti positif sangat kuat
Bobot
Faktor : 0 Berarti netral
Bobot
Faktor : -5 Berarti negative sangat kuat
Pengaruh
Faktor : +50 Berarti kekuatan sangat kuat
Pengaruh
Faktor : 0 Berarti netral
Pengaruh
Faktor : -50 Berarti kelemahan yang sangat kuat
Hasil analisis profile keuntungan
strategi nantinya dipertemukan dengan analisis ETOP akan menghasilkan
alternatif strategi yang sebaiknya dijalankan perusahaan. Apabila perusahaan
dihadapkan pada banyak ancaman lingkungan dan perusahaan juga banyak kelemahan,
maka perusahaan sakit dan perlu dilakukan penyehatan.
B.
3. Penyehatan
Perusahaan
Ada dua macam penyehatan perusahaan
yakni penyehatan strategik (strategic turnaround)
dan penyehatan operasional (operating
turnaround). Strategi penyehatan berusaha melakukan putaran arah perusahaan
untuk kembali kearah menuju pertumbuhan. Langkah ini biasanya dimulai dengan
usaha mengembalikan situasi yang serba tidak teratur kedalam keberaturan.
Misalnya delegasi dengan pengendalian, pengawasan serta umpan balik yang jelas.
Karyawan mempunyai satu atasan yang jelas, rantai komando berkesinambungan,
memasarkan produk maupun memilih pasar sasaran yang tepat, melakukan R & D
yang memadai, pemulihan saluran distribusi yang tepat, mempunyai keunggulan
bersaing yang jelas, mengikuti perubahan teknologi maupun regulasi dan paham
terhadap kebutuhan konsumen yang selalu berkembang dan berubah.
B. 3.1.
Penyehatan Strategik
Penyehatan strategik ini dibutuhkan ketika terjadi
kesalahan strategi pada perusahaan . Kesalahan strategi ini dapat berupa :
a. Ketidakmampuan
perusahaan memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang sekarang dihasilkan
sesuai dengan misi perusahaan yang telah ditetapkan.
b. Manajemen
telah membuat kesalahan strategis yang mengakibatkan perusahaan berada diluar
misi yang semula digariskan.
c. Perusahaan
memiliki kecenderungan kehilangnan posisi strategis dipasar sekalipun
perusahaan berhasil secara rata–rata atau bahkan lebih secara operasional.
Untuk keperluan penyehatan, maka
manajemen mencoba menemukan keunggulan bersaing baru yang hendak dikembangkan
dengan cara melakukan perubahan secara menyeluruh dari keseluruhan strategi
fungsional yang selama ini dipakai. Kesalahan strategi memaksa pemilik dan
manajemen untuk melakukan perubahan secara radikal (corporate reengineering), yang seakan-akan unit usaha tersebut
belum pernah ada.
B. 3.2.
Penyehatan Operasional
Suwarsono (2000:212) mengatakan bahwa penyehatan
operasional yaitu upaya penyehatan dengan cara melakukan perubahan operasi
perusahaan, akan tetapi hampir sama sekali tidak bersentuhan dengan usaha
merubah strategi bisnis. Dalam hal ini manajemen hanya berusaha memperbaiki
kinerja perusahaan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan ekonomi keuangan
yang diakibatkan oleh kelemahan implementasi strategi, misalnya memakai modal
pinjaman dengan biaya modal yang tinggi, padahal usaha baru. Banyaknya piutang
ragu–ragu, keliru menghitung harga pokok, pelayanan yang kurang baik,
pengawasan yang kurang, berproduksi tidak efisien dan kurang dapat menyesuaikan
dengan selera konsumen. Dengan demikian kelemahan dari implementasi strategi
tersebut harus diperbaiki, sehingga operasi perusahaan dapat berjalan lebih
efisien dan efektif.
Dalam rangka penyehatan operasional
biasanya dapat dilakukan berbagai cara :
a. Manajemen
berusaha meningkatkan penghasilan dengan beragam teknik , antara lain :
1) Pemotongan
harga
2) Penignkatan
promosi
3) Perbaikan
pelayanan , kualitas barang maupun distribusi.
b. Manajemen
melakukan pemotongan (penghematan) biaya.
c. Mengurangi
harta kekayaan perusahaan yang tidak signifikan dalam operasi perusahaan
Dalam
prakteknya, berbagai strategi penyehatan operasional tersebut dikerjakan secara
bersama–sama.
B. 4.
Proses Penyehatan
Penyehatan strategis maupun operasional secara
sederhana melalui proses tahapan sebagai berikut:
a. Manajemen
melakukan evaluasi menyeluruh, yang biasanya memerlukan waktu satu minggu
sampai tiga bulan.
b. Selanjutnya,
manajemen membuat rencana penyehatan yang biasanya memerlukan waktu satu bulan
sampai enam bulan.
c. Berikutnya
manajemen berusaha mengimplementasikan rencana penyehatan yang telah dibuat,
yang biasanya membutuhkan waktu enam bulan hingga dua belas bulan.
d. Langkah
terakhir adalah penyiapan kearah pertumbuhan bisnis, biasanya memerlukan waktu
sampai dua tahun.
Dengan demikian proses penyehatan bisnis
membutuhkan waktu dari mulai evaluasi sampai dengan pencapaian keadaan siap
untuk tumbuh, manajemen kurang lebih memerlukan waktu antara dua sampai dengan
lima tahun.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, dapatlah diambil beberapa
kesimpulan dibawah ini:
- Perusahaan
sakit bisa disebabkan dari lingkungan perusahaan (faktor eksternal) dapat
pula dari faktor keuntungan strategi perusahaan (faktor internal).
2.
Adapun yang termasuk kedalam lingkungan
perusahaan adalah faktor ekonomi, pemerintah, persaingan, teknologi, pemasok,
geografi maupun sosial. Faktor ini menjadikan perusahaan sakit apabila faktor–faktor
tersebut merupakan ancaman atau hambatan bagi bisnis.
3.
Adapun yang termasuk ke dalam faktor
internal meliputi faktor financial dan akuntasi, faktor pemasaran dan
distribusi, faktor personel dan perburuan, faktor produksi dan operasi, serta
faktor sumber–sumber corporate lainnya. Faktor - faktor ini menjadikan
perusahaan sakit, apabila dominan merupakan kelemahan perusahaan.
4.
Untuk menyehatkan perusahaan dapat
dilakukan melalui penyehatan strategis maupun penyehatan operasional.
DAFTAR
PUSTAKA
John
M. Bryson. Perencanaan Strategis. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta. 2003.
Makmur.
Teori Manajemen Strategis. Refika
Aditama. Bandung. 2009.
Michael
A. Hitt et.al. Manajemen Strategis.
Erlangga. Jakarta. 1997.
Supriyono. Manajamen Strategi Dan Kebijaksanaan Bisnis. BPFE–Yogyakarta.
Yogyakarta. 2005.
Suwarsono
Muhammad. Manajemen Strategik. UPP
AMP YKPN. Yogyakarta. 2002.
W.F. Glueck et.al. Manajemen Strategis Dan Kebijakan Perusahaan. Erlangga. Jakarta.
1997.
Tabel
ETOP (Enviromental Threat and Opportunity Profile) di bawah ini.
TABEL I
ENVIROMENTAL THREAT AND OPPORTUNITY PROFILE
Faktor
Lingkungan
|
Bobot
Faktor
(-5
s/d +5)
|
Pengurus
Faktor
(-50
s/d 50 )
|
Ekonomi
|
…
|
…
|
Perintah/hukuman
|
…
|
…
|
Pasar/
persaingan
|
…
|
…
|
Pemasok/
teknologi
|
…
|
…
|
Geografi
|
…
|
…
|
Social
|
…
|
…
|
Sumber
: R.A Supriono, manajemen strategi dan kebijaksanaan bisnis, BPFE,
Yogyakarta,2000, hal 101
Keterangan
:
Bobot
Faktor : +5 Berarti positif sangat kuat.
Bobot
Faktor : 0 Berarti
netral.
Bobot
Faktor : -5 Berarti negative sangat kuat.
Pengaruh
Faktor : +50 Berarti kesempatan atau peluang lingkungan
yang
sangat kuat.
Pengaruh
Faktor : 0 Berarti
tidak mempunyai pengaruh.
Pengaruh
Faktor : -50 Berarti tantangan lingkungan sangat kuat.
Hasil analisis ETOP nantinya dipertemukan dengan SAP
(Strategic Advance Profile) sehingga
akan menghasilkan alternative strategi yang sebaiknya dijalankan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar